Sunday, March 11, 2012

HARDWARE VS PLUGINS

WHY HARDWARE?

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, " Kalau plugins harganya relatif lebih murah kenapa harus hardware?" Itu juga yang saya alami dulu sebelum berkenalan dengan hardware, apalagi tekhnologi plugins sekarang sudah demikian maju. Namun ada yg belum bisa di emulasikan dari sebuah hardware, yaitu perilaku nonliniernya. Plugin hanya mengukur dinamika/parameter yg terjadi dari sinyal yg masuk dalam suatu hardware, dan tidak seperti proses analog yg sifatnya "continous", proses digital hanya mengukur pada titik2 tertentu saja. Dan tentu saja yg paling penting adalah warna analog yg merupakan akumulasi dari karakteristik harmonic distortion, noise, dan juga frequency response yg belum bisa di hasilkan dari proses digital secara sempurna. Secara umum dapat saya gambarkan bahwa kelemahan plugins (sonically) adalah "lack of FRESHNESS", seperti tidak hidup, pucat, plastic sound, tipis, dsb.



WHY PLUGINS?

Dengan perkembangan DAW sekarang ini memungkinkan kita untuk  berkreasi dgn fasilitas2 yg canggih, antara lain adalah jumlah track yg begitu banyak tersedia. Ini menyebabkan rata2 jumlah track dari session saat ini di atas 48 track, bahkan di atas 100 track merupakan hal yg biasa. Setiap track rata2 membutuhkan proses ekualisasi maupun dynamic (compress/limit). Dapat di bayangkan jika semua itu harus di tangani oleh hardware, berapa rack yg di butuhkan. Walaupun di studio2 besar biasanya tersedia banyak outboard prosesor namun tetaplah tidak akan mencukupi. Untuk itulah plugins sangat membantu, terutama untuk kepraktisan dan menghemat waktu. Karena kalau harus menge"print" begitu banyak track melalui outborad prosesor akan sangat memakan waktu. Namun plugins sedapat mungkin di minimalisasi untuk memperoleh hasil optimal.

Plastic Generation

Bagaimanapun plugins tidaklah jelek, namun ketika efek kumulatif dari banyak track yang menggunakan hardware vs plugins, maka kelebihan dari hardware akan terdengar.